Abu menyeka titis peluh halus yang mengalir di dahinya.
Di tangan kanannya yang timbul urat-urat kasar terpegang sebilah parang panjang.
Dia memandang ke kanan dan kiri. Masih banyak semak yang masih perlu ditebas.
"Fuh," kata Abu dengan nada suara rendah.
"Boleh blah lagi rupanya kederat koi ni," Abu masih berborak sendirian.
Dia berlalu dari tempat dia berdiri ketika itu dan terus menuju ke sebatang tunggul entah pohon apa.
tap! parang panjang ditetak pada batang pohon jambu hutan.
Abu duduk di tunggul rentah entah pohon apa itu sambil menanggal baju yang lencun di basahi peluh.
"Beginilah adik-adik, cari makan dikampung. Kamu di bandar belajarlah rajin-rajin," kata Abu sambil matanya merenung tajam kearah kemeraman.
cut, cantik dol!!!
No comments:
Post a Comment